Copyright © Oktav's Journal
Design by Dzignine
Selasa, 22 April 2014

Mengirim file besar? Coba pakai Filemail


Sempet kebingungan ketika harus kirim file dengan ukuran besar?

Mengirim file via email hanya bisa mengirim data sekitar 20 sampe 25 Mb. Jika ukuran filenya lebih dari itu pakai apa ya? Nah bagi yang sempet kebingungan seperti saya kemarin, bisa pake fitur Filemail.

Gak perlu download software, gak perlu log in, cuma isi kolom tujuan email, email pengirim, subject, sama message aja. Filemail ini bisa mengirim file sampai 30 Gb. Jadi cukup praktis digunakan apalagi untuk yang males download aplikasi atau daftar ini itu, lumayan ribet. Hehe.
Ini spoilernya...


Nah hanya saja pastikan dulu si penerima email mendownload data yang dikirim sebelum 7 hari setelah pengiriman ya. Soalnya akan terhapus otomatis setelah 7 hari.

Atau, ada lagi selain filemail, bisa juga nyoba WeTransfer yang fungsinya sama dengan filemail. Hanya file yang bisa dikirim sampai dengan 2 Gb saja.

Ada info lagi nih, selain dua di atas. Kita bisa memanfaatkan layanan cloud storage. Caranya upload dulu file yang ingin dikirimkan ke fasilitas layanan seperti seperti OneDrive, Dropbox, Google Drive, dan Box terlebih dahulu. Setelah itu baru kirim email dengan menyertakan link download-nya. OneDrive memiliki batasan per file yang bisa diupload sebesar 2 Gb, Google Drive 10 Gb, dan Box 250 Gb (asumsi pakai free account). Jika ukuran filenya lebih dari itu, pecah saja menjadi beberapa bagian menggunakan WinRAR atau WinZip.

Senin, 21 April 2014

Menjadi Kartini Masa Kini

Ibu kita Kartini 
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
 
Ibu kita Kartini

Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya 
Untuk merdeka
 
Wahai Ibu kita Kartini 

Putri yang mulia 
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia


Bait lagu Ibu Kita Kartini di atas ada yang masih ingat? Mungkin ada yang masih ingat dan ada yang masih lupa. Kebetulan, hari ini tepat peringatan Hari Kartini tanggal 21 April jatuh di hari Senin, lagu ini pasti serempak terdengar di berbagai sekolah.

Raden Ajeng Kartini

Emansipasi Perempuan.

Hal yang menjadikan R.A. Kartini sebagai pahlawan kaum perempuan. Sebagai seorang putri Bupati Jepara kala itu, beliau masih beruntung disekolahkan di ELS (Europese Lagere School) walaupun hanya sampai usia 12 tahun. Beliau belajar bahasa Belanda kala itu dan gemar surat-menyurat dengan temannya yang berasal dari Belanda bernama Rosa Abendanon. Curahan ide dan pemikirannya ia tuliskan dalam surat-suratnya. Beliau banyak terispirasi lewat buku, majalah, koran dari Eropa yang mengulas kemajuan cara berfikir para perempuan di Eropa. Beliau melihat strata perempuan Jawa waktu itu masih berada di status sosial rendah. Perempuan pribumi tidak mendapatkan hak pendidikan sekolah dan di usia muda sudah harus menikah dan harus mau dimadu. Itu mengapa sebabnya beliau kritis dan bercita-cita menjadi seorang guru agar dapat mengajar. Tapi hasratnya untuk menjadi guru ia korbankan dengan alasan ia harus menikah dengan Bupati Rembang yang sudah memiliki tiga istri. Di usia 24 tahun beliau menikah. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan mendukungnya untuk mendirikan Sekolah Perempuan di Rembang. Beberapa hari setelah melahirkan anak semata wayangnya, beliau wafat di usia 25 tahun. Surat-surat yang pernah dituliskan alm R.A.Kartini pun dibukukan oleh Abendanon dalam bahasa Belanda yang akhirnya diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Itulah sekilas cikal bakal terbitnya buku Habis Gelap Terbitlah Terang. (diolah dari sumber Wikipedia)

Sekarang perjuangan R.A. Kartini dapat kita rasakan. Laki-laki dan perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan di sekolah. Perempuan tidak lagi dipaksa untuk menikah di usia muda. Pemikiran perempuan Indonesia sudah maju.

Tantangan perempuan di masa kini mungkin tak seberat masa lalu yang segala sesuatunya dibatasi, tapi mungkin tak semudah membalikan telapak tangan. We have to compete this life. Dengan perkembangan zaman yang semakin canggih, kita dituntut untuk bisa kreatif dan berinovasi. Menyerap berbagai ilmu bisa dimana saja dan kapan saja. Salah satunya internet. Dulu, mungkin hanya buku yang menjadi jendela dunia. Sekarang ruang lingkupnya sudah meluas lagi. Yuk ladies kita sama-sama bersemangat belajar dan terus belajar. Hidup itu perguruan yang tak pernah usai.